Senin, 26 Agustus 2013
Cara Menghadapi Anak Dengan Rasa Sabar
Sering kali orangtua menjadi tak sabar menghadapi anak batita yang suka "membangkang". Padahal, salah penanganan, buruk dampaknya. Perlu dipahami, anak batita sedang berada pada fase negativistik dan hal ini normal dalam tumbuh kembang anak.
Menghadapi anak-anak memang seperti ujian kesabaran setiap saat. Ada saja ulah yang dilakukan dan terkadang membuat emosi Anda memuncak.
Demi memutus arus emosi yang kian meningkat, beberapa hal dapat dilakukan sebagaimana disarankan Matthew McKay, Ph.D., seorang profesor di Wright Institute di Berkeley, CA, dan salah satu penulis “When Anger Hurts Your Kids” berikut.
1. Ajukan pertanyaan tepat! Bila seorang anak menjadi sulit dan marah-marah, ketimbang Anda berpikir, ‘Kenapa dia selalu begitu ya?’, lebih baik Anda fokus pada anak. Anak mungkin bertindak diluar batas karena suatu alasan. Apakah dia lapar, bosan, lelah, atau membutuhkan perhatian. Cobalah untuk memenuhi kebutuhannya dan bukan dengan membiarkan kemarahan merampas sisi terbaik Anda.
2. Jauhkan kemarahan yang kerap membuat Anda kehilangan akal. "Carilah pola kemarahan Anda sendiri!”. Misal, pada waktu-waktu apa Anda menjadi pemarah atau dalam keadaan bagaimana Anda menjadi pemarah. Setelah Anda mampu mengidentifikasinya, cobalah brainstorming cara-cara meminimalkan.
Suatu ketika Anda dapat mengatakan dengan bijak pada anak-anak ketika mereka mengganggu Anda “Ini mengganggu buat Ibu. Yuk, kita buat situasi lebih baik”. Dengan memberikan anak-anak kata-kata bijak, ini akan membuat anak-anak juga lebih memikirkan solusi ketimbang melempar kekesalan dan kemarahan pada Anda melalui ulah ‘nakal’ mereka
3. Minimalkan pertengkaran perkawinan. Pada saat tenang, Anda dan pasangan harus setuju untuk menangani argumen yang berbeda. Jangan tunjukkan kemarahan di depan anak-anak. Kembangkan kata kode bersama pasangan agar ketika Anda benar-benar marah, Anda dan pasangan dapat membahas masalah nanti setelah kembali tenang.
4. Kendalikan emosi ketika hadapi orang asing mengganggu. Katakan hal seperti, 'Wow, orang itu memotong jalan, mungkin dia sedang ada situasi darurat ya! Atau dia tak melihat kita?”. Apapun masalahnya, jangan biarkan kemarahan Anda merusak hari yang sudah baik Anda bina bersama anak-anak. Ini juga akan menjadi pemodelan bagaimana menghadapi frustasi atau kekesalan di kehidupan sehari-hari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar